Sabtu, 17 Desember 2011

Tugas Menyulam Strimin

Kembali lagi dengan aku yang selama ini suda vacum berbulan-bulan. :)

berhubung disekola ada tugas menyulam kain strimin, aku ingin memberikan hasil karyaku yang aku bikin berminggu-minggu, tapi belum siap juga.
baru setengahnya aja.

liat yaa :D
cekidott !!







gimana ? menurut kalian bagus ga kain strimin sulaman ku ?
kasi tanggapannya ya , aku tunggu lho :)
Baca selengkapnya » 2 komentar

Kamis, 21 April 2011

Asal Muasal Bahasa Manusia Terkuak


Sebuah studi yang baru-baru ini dirilis menguak misteri asal muasal bahasa yang digunakan manusia. Science Magazine edisi 15 April 2011 mengungkapkan, bahasa yang digunakan oleh manusia pertama kali muncul di selatan Afrika. Dari sanalah kemudian bahasa ini menyebar ke seluruh dunia.

Peneliti dari Universitas Auckland, Selandia Baru, Quentin Atkinson, melakukan studi dengan menelusuri rekam jejak bahasa dengan cara memecah 504 bahasa ke dalam komponen terkecilnya yang disebut sebagai fonem. Fonem berasal dari bahasa Latin, phonema, yang berarti suara yang diucapkan. Penelitian menunjukkan, semakin beragamnya fonem yang dimiliki oleh suatu bahasa menunjukan bahasa itu menjadi sumber dari bahasa-bahasa lain yang lebih sedikit memiliki fonem.

Penelitiannya sampai pada kesimpulan bahwa semakin jauh sekelompok manusia berkelana dari Afrika dalam rekam jejak sejarahnya, semakin sedikit fonem yang digunakan dalam bahasa mereka. Ini mengartikan bahwa sebagaimana diprediksikan dalam studi tersebut, bahasa-bahasa di Amerika Selatan dan Kepulauan Pasifik memiliki fonem paling sedikit, sedangkan bahasa-bahasa di Afrika memiliki fonem terbanyak.

Ternyata, pola ini juga memiliki kesamaan dengan studi terhadap genetik manusia. Sebagaimana dipaparkan sebagai peraturan umum, semakin jauh seseorang keluar dari Afrika, yang dianggap secara luas sebagai asal muasal nenek moyang manusia, semakin kecil perbedaan antara individu dalam populasi kelompok individu tersebut bila dibandingkan dengan keragaman di daerah asalnya, Afrika.

Studi Atkinson ini menggunakan metode statistik mutakhir yang sama untuk mengonstruksikan pohon genetik berdasarkan urutan DNA. Mengenai penggunaan metode statistik ini dalam mencari sumber bahasa manusia, seorang ahli bahasa, Brian D Joseph dari Universitas Ohio, mengatakan, sebagai sumber wawasan baru dalam studi di bidangnya.

"Saya rasa kita sudah seharusnya memerhatikan hal ini dengan seirus meskipun masih ada orang yang akan menolaknya," ujar Joseph.

Sebagai informasi tambahan, studi yang dilakukan Atkinson ini unik karena berusaha menemukan akar bahasa dari waktu yang sangat lampau. Tentang umur bahasa pun masih menjadi soal perdebatan karena di lain sisi ditemukan fakta sementara bahwa umur bahasa telah mencapai 50.000 tahun.Namun, di lain sisi beberapa ahli bahasa lain juga masih skeptis dengan fakta sementara itu. Mereka menemukan faktor lain yaitu "perkembangan dari kata-kata yang sangat cepat" sehingga kemungkinan umur bahasa sendiri tidak lebih dari 10.000 tahun lamanya.


Sumber :
HUFFINGTON POST
Baca selengkapnya » 1 komentar

Spesies Lele Berkulit Jaguar Ditemukan

Stenolicnus ix, sejenis lele kecil yang memiliki pola bintik pada tubuhnya


Lele mungkin sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Akan tetapi, bagaimana dengan lele berkulit mirip jaguar? Pastinya ini merupakan hal baru. Para ilmuwan baru saja menemukan spesies ini dan memublikasikan temuannya di jurnal Zootaxa, Kamis (10/3/2011).

Para ilmuwan mengatakan, lele yang ditemukan memiliki tampakan luar berwarna krem dengan bintik-bintik, persis kulit jaguar. Karena kemiripan itu, lele jaguar ini kemudian dinamai Stenolicnus ix. Dalam bahasa Maya, "ix" adalah kata yang merujuk pada spesies jaguar.

Stenolicnus ix memiliki perbedaan menonjol dengan hewan lain pada genus yang sama. Spesies ini memiliki panjang nasal barbel yang berbeda dari spesies lain segenus. Nasal barbel adalah organ taktil yang memanjang dari mulut, berwujud mirip kumis kucing.

Spesies ini ditemukan dalam rangkaian ekspedisi di wilayah hutan Amazon bagian utara, Para, Brazilia, wilayah hutan hujan tropis yang mencakup area seluas 4 hektar. Ilmuwan menemukan ketika mengeksplorasi dasar Sungai Curua, menyaring pasir dan sampah daun dengan memakai jaring kecil.

"Ikan ini kami temukan ketika kita akan menyelesaikan penelitian di danau kecil. Spesiesnya sangat kecil karenanya sangat sulit ditemukan. Itulah sebabnya kami hanya mengambil satu sampel," kata Wolmar Wosiack, peneliti dan kurator koleksi ichtyologi di Emilio Goeldi Museum, Para.

Selain lele berkulit jaguar ini, terdapat 15 spesies lainnya yang juga ditemukan di perairan yang sama selebar 5 meter dengan kedalaman 1 meter. Wosiack menemukannya bersama rekannya, Daniel Coutinho, dari Federal University Para dan dan Luciano Montag, mahasiswa pascasarjana di universitas tersebut.

Ekspedisi ini diorganisasi oleh Emilio Goeldi Museum dan Conservation International Brazilia. Ekspedisi dilakukan pada tahun 2008 dan melibatkan 30 ilmuwan, dipimpin oleh Alexandro Aleixo, peneliti dan kurator koleksi burung Museum Goeldi. Eksplorasi dilakukan di wilayah hutan seluas 12 juta hektar.
 

 Sumber :
 http://sains.kompas.com/read/2011/03/10/10201395/Spesies.Lele.Berkulit.Jaguar.Ditemukan 
Baca selengkapnya » 0 komentar

Penyu Arungi Samudra sejak Bayi

Penyu tempayan (Caretta caretta).

Penyu dikenal dengan kemampuannya mengarungi lautan luas untuk mencari makan hingga lokasi meletakkan telur. Namun, sejauh apakah bayi penyu mampu mengarungi lautan? Observasi para ilmuwan berhasil menguak bahwa dalam 70 hari, bayi penyu mampu mengarungi lautan sejauh 7.250 kilometer atau setara dengan jarak London ke Mumbai.

Jeanette Wyneken dan Kate Mansfield dari Florida Atlantic University adalah dua ilmuwan yang melakukan observasi tersebut. Dalam mengamati, mereka menggunakan perangkat pemantau yang dikontrol lewat satelit dan ditempelkan di cangkang bayi penyu tempayan (Caretta caretta). Sejumlah 17 bayi penyu berusia 4 hingga 6 bulan digunakan dalam observasi ini.

Wyneken dalam wawancaranya dengan Daily Mail mengungkapkan, "Ini adalah kali pertama bayi penyu umur 4 bulan direkam dan dideteksi pergerakannya dengan satelit. Sebelumnya, kita tidak pernah tahu apa yang dilakukan bayi penyu begitu mereka meninggalkan cangkang telurnya di pantai dan mulai mengarungi lautan."

Dari observasi, ilmuwan berhasil mengetahui berbagai hal, misalnya tentang pergerakannya. "Penyu memiliki gerakan yang bervariasi, lebih dari yang kita harapkan. Mereka melakukan lebih dari sekadar gerakan mengayuh di kedalaman air dan meluncur di arus." Wyneken dan rekannya mengaku sangat senang dengan hasil observasinya.

Bayi penyu tempayan yang digunakan dalam observasi ini diambil dari pantai Florida. Wyneken dan rekannya melepaskan penyu dari wilayah 10 mil dari Palm Beach. Saat ditimbang, penyu-penyu itu hanya memiliki berat rata-rata 300 gram. Wyneken mengaku, ia harus berhati-hati agar penyu tak terganggu dengan alat yang terpasang di badannya.

Observasi ini didanai oleh University of New Hampshire's Large Pelagics Research Center, Save Our Seas Foundation, Disney Worldwide Conservation Fund, dan Florida Sea Turtle Licence Plate Grants Program. Salah satu tujuan dari observasi ini adalah mengetahui habitat penting dalam hidup penyu sehingga mampu membantu upaya konservasinya.

"Pertanyaannya adalah satu sejarah alam yang paling mendasar. Ke mana mereka pergi? Untuk berapa lama dan apa risiko yang menghadangnya? Jika Anda tak tahu di mana mereka berada dan tempat macam apa yang mereka kunjungi, maka akan sangat sulit untuk mengupayakan perlindungan. Kalau Anda tak tahu informasi ini, Anda bertaruh dengan metode yang Anda gunakan untuk melindungi dan mengupayakan kesintasannya," kata Wyneken.


Sumber :
ant, dailymail
Baca selengkapnya » 0 komentar

Wah, Ada Anak Domba Mirip Anjing





Wah, Ada Anak Domba Mirip Anjing
 



Di China, ada anak domba yang mirip sekali dengan anjing. Bulu anak domba tersebut sangat mirip hewan lain satu spesies dengannya, tetapi hidung, mulut, mata, dan ekor anak domba itu mirip sekali dengan anjing.

Saking miripnya, pemilik domba bernama Liu Naiying bersikeras bahwa salah satu dombanya telah melahirkan anjing. Kelahiran anak domba itu juga telah mengundang orang-orang China datang ke Provinsi Shaanxi untuk menyaksikan keajaiban itu dengan mata kepala sendiri.

Liu menjumpai keajaiban itu segera setelah anak domba itu lahir. "Saya sedang menggiring domba dan melihat induk domba menjilati anakannya di padang rumput. Anakan itu masih basah. Ketika saya mendekat untuk mengeceknya, saya terkejut karena anakan itu aneh, seperti makhluk antara anjing dan domba," tuturnya.

Saat itu, Liu juga merasa terheran-heran karena anak domba itu juga berperilaku layaknya anjing. Pada saat yang sama, ia juga mengaku sedikit ketakutan. "Saya telah beternak dan membesarkan domba selama 20 tahun dan tak pernah melihat makhluk semacam ini sebelumnya," katanya.

Berkomentar tentang fenomena tersebut, peneliti dari Xi'an City animal Husbandry Technology Center, Yue Guozhang, mengatakan, anjing dan domba merupakan spesies yang berbeda. "Tidak mungkin domba bisa mengandung anak anjing. Ini hanya seperti anak domba yang abnormal," katanya.

sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/03/29/18451289/Wah.Ada.Anak.Domba.Mirip.Anjing
Baca selengkapnya » 0 komentar

Ulat Bulu di Probolinggo Fenomena Baru


Ulat Bulu di Probolinggo Fenomena Baru 



Ulat bulu yang menyerang Perkantoran Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Selasa (5/4/2011).


JAKARTA, KOMPAS.com — Peneliti Departemen Proteksi Tanaman Institut Pertanian Bogor, Aunu Rauf PhD, mengatakan, hama ulat bulu tanaman mangga di Probolinggo, Jawa Timur, adalah jenis baru yang belum pernah terekam keberadaannya di Indonesia. Dalam ranah konservasi biologi, hewan semacam itu terindikasi disebut sebagai spesies alien yang bisa berpengaruh terhadap ekosistem yang ada.

"Dalam kepustakaan hama tanaman mangga, hama jenis ini belum pernah tercatat," ungkap Aunu yang menyelesaikan studi doktoral dalam bidang ilmu serangga (entomologi) di University of Wisconsin Madison, Amerika Serikat, Rabu (6/4/2011).

Meskipun demikian, ia membantah bahwa hama ulat bulu tersebut adalah spesies baru. "Bukan spesies baru ya, hanya hama ini belum pernah ditemukan sebelumnya. Jadi ini hanya pertama kalinya menyerang," tuturnya.

Ia sebelumnya memperkirakan bahwa ulat bulu tersebut adalah spesies Lymantria marginata. Spesies tersebut dikenali dari motif sayapnya yang berbeda antara jantan dan betina saat dewasa. Jantan bersayap gelap, sedangkan betina bersayap putih berbintik.

Beberapa ahli sempat menduga bahwa hama yang menyerang Probolinggoi tersebut adalah Dasychira inclusa. Namun, ia mengatakan, "Ini lain. Kalau Dasychira inclusa morfologinya tidak begitu. Hama Probolinggo ini warna sayapnya putih."

Beberapa hari lalu, Aunu baru kembali dari Probolinggo untuk pengambilan sampel ulat. "Untuk sekarang baru sedang proses pemeriksaan dahulu untuk diidentifikasi jenisnya," katanya.

Ia mengatakan, serangan hama di Probolinggo adalah faktor alam. Pesatnya populasi ulat bulu yang diikuti serangan ke tanaman mangga mungkin terjadi karena predator spesies ini, seperti burung atau serangga lain, berkurang populasinya.

Sumber : http://sains.kompas.com/read/2011/04/06/16161152/Ulat.Bulu.di.Probolinggo.Fenomena.Baru
Baca selengkapnya » 0 komentar

Rusia Biakkan Kucing Bertelinga Lima

Rusia Biakkan Kucing Bertelinga Lima
 



VORONEZH — Seorang ahli biologi dari Voronezh, Rusia, menemukan kucing dengan lima telinga di tepi jalan dan membawanya ke rumah untuk dipelajari serta mencari kemungkinan untuk dibiakkan.

"Kucing itu memiliki dua telinga normal, dua telinga tambahan yang terbalik 180 derajat, dan telinga kelima yang berukuran sangat kecil," kata Vladimir Obryvkov dari Universitas Pertanian Negeri Voronezh.

Ilmuwan itu, yang bertahun-tahun mempelajari keanehan hewan, mengambil foto sinar-X telinga tak lazim dari kucing itu. Namun, ia membawanya ke rumah untuk diberikan kepada anaknya.

Obryvkov mengatakan, kucing bernama Luntya itu juga memiliki cakar besar, tetapi kelakuannya tidak berbeda dengan kucing lain.

Ia ingin membiakkan hewan peliharaan barunya itu dengan kucing bertelinga empat, yang tinggal di Vladivostok, guna menciptakan jenis baru dari hewan berbulu tersebut.

Obryvkov telah mempelajari seekor anak sapi, yang memiliki dua kepala, dua ekor, dan dua jantung; seekor kambing bermata satu; ayam berkaki empat; babi kembar siam; serta seekor kuda dengan dua hidung dan tiga mata.



Sumber :
ANT, RIA Novosti, OANA
Baca selengkapnya » 0 komentar

Ada Monyet Makan seperti Sapi

Ada Monyet Makan seperti Sapi
 



Hewan memamah biak, seperti sapi, dikenal memiliki empat perut. Kala makan, makanan akan masuk ke salah satu rongga perut dan kemudian dimuntahkan lagi ke mulut. Setelahnya, barulah makanan masuk ke perut lainnya dan diserap oleh usus dan sampahnya dibuang melalui anus.

Cara makan itu mulanya hanya ditemukan pada hewan memamah biak. Tapi, baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa monyet hidung panjang atau bekantan (Nasalis larvatus) yang berhabitat di Sungai Kinabatangan, Malaysia, juga memiliki perilaku serupa. Monyet itu memuntahkan lagi makanan yang telah ditelan untuk dikunyah ulang.

Ikku Matsuda dari Institut Primata Universitas Kyoto adalah ilmuwan yang menemukan perilaku tersebut. Ia mengoleksi data dengan videotape sejak 2000-2001. Berdasarkan datanya, setidaknya 23 monyet hidung panjang memiliki perilaku memuntahkan dan mengunyah makanan layaknya sapi.

Matsuda menguraikan, perut monyet hidung panjang akan berkontraksi ketika hendak memuntahkan makanan. Pada saat yang sama, monyet akan melekatkan lidahnya di luar mulutnya yang mengatup rapat. Makanan yang keluar akan berada beberapa lama di mulut sebelum ditelan untuk kedua kali.

Menurut Matsuda, perilaku monyet tersebut berkaitan dengan struktur organ pencernaannya. "Saluran pencernaan monyet hidung panjang berbeda dengan manusia dan monyet. Jenis ini memiliki struktur perut atas khusus di mana pencernaan oleh bakteri berlangsung sebelum pencernaan kimiawi," katanya.

Matsuda berspekulasi bahwa perilaku ini memungkinkan monyet hidung panjang makan lebih banyak pada kondisi tertentu. Ia juga mengatakan, "Ini berarti, monyet hidung panjang bisa makan lebih cepat sebab bakteri tak membutuhkan banyak waktu untuk mencerna."

Monyet hidung panjang biasanya memakan beragam macam daun dan buah. Diet hewan jenis ini sangat kaya serat. Meski jenis makanan dan struktur organ pencernaan hewan jenis ini diketahui, Matsuda tak bisa mengaitkan jenis makanan dengan perilaku memamah biak yang dimiliki.

Menanggapi penelitian ini, professor Institute of Anatomy and Cell Biology di Justus Liebig University mengatakan, "Penting untuk menjelaskan bahwa ruminasi pada hewan seperti sapi memuntahkan dan mengunyah makanan kembali pada mamalia adalah proses fisiologi yang berbeda."

Profesor yang menulis buku Mammalian Herbivore "Stomach: Comparative Anatomy, Function and Evolution ini mengatakan bahwa koala juga memiliki perilaku serupa. Namun, mereka hanya melakukannya dalam kondisi tertentu, seperti karena gigi telah tanggal atau membutuhkan makanan lebih karena menyusui.

Matsuda mengungkapkan bahwa studinya hanya terfokus pada populasi monyet tertentu saja sehingga perilaku itu mungkin dipelajari lewat tradisi. "Tradisi, terutama pada perilaku makan, telah dilaporkan pada primata, misalnya (monyet) macaca yang mencuci makanan atau membumbuinya dengan air garam. Kita tak bisa mengabaikan tradisi itu," ujarnya.


http://sains.kompas.com/read/2011/03/31/20244972/Ada.Monyet.Makan.seperti.Sapi
Baca selengkapnya » 0 komentar

Minggu, 17 April 2011

Peneliti Jepang Berhasil Membuat Retina

Citra retina mata dalam warna oranye. 


Peneliti dari Jepang berhasil membuat retina dari sel induk embrio tikus. Menurut para peneliti di RIKEN Center for Developmental Biology, Kobe, Jepang, retina merupakan jaringan biologis terumit yang pernah mereka buat.

Jaringan yang dikembangkan tidak sekadar retina, tetapi lengkap dengan cawan optik, organ dua lapis yang terdiri dari retina dan lapisan luar sel berpigmen yang menyediakan nutrisi dan menyokong retina serta sel yang sensitif terhadap cahaya. Sel yang terakhir disebut mengirimkan informasi ke otak.

Pada saat pembuatan, ilmuwan sel induk embrio dalam campuran nutrisi dan protein. Sel itu berkembang menjadi sel retina. Awalnya, sel hanya berkembang menjadi rangkaian sel awal retina, tetapi kemudian perlahan berkembang menjadi cawan optik lengkap. Hal tersebut terjadi pada perkembangan embrio secara natural.

Ilmuwan masih belum dapat memastikan apakah retina buatan ini dapat mengirimkan informasi yang benar ke otak tikus. "Hal inilah yang akan kami teliti selanjutnya," kata peneliti. Jika tak ada masalah, ilmuwan akan beralih ke pembuatan retina manusia dari sel induk dari manusia pula.

Apabila uji coba pada manusia berhasil, artinya tersedia retina yang aman untuk ditransplantasi ke manusia. "Penyembuhan bagi banyak jenis kebutaan," ilmuwan menjelaskan. Meski demikian, masih butuh waktu beberapa tahun. (National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)



http://sains.kompas.com/read/2011/04/11/22222830/Peneliti.Jepang.Berhasil.Membuat.Retina 

Baca selengkapnya » 0 komentar

Terkubur 2.500 Tahun, Otak Masih Utuh

Terkubur 2.500 Tahun, Otak Masih Utuh




Bagian otak Heslington setelah diambil dari tengkoraknya masih terlihat utuh meski berusia 2500 tahun.

Penemuan otak pada tengkorak berusia lebih dari 2.500 tahun di Heslington Timur, Inggris, mengejutkan dunia. Para ahli organ selama ini yakin, otak merupakan bagian tubuh yang paling cepat rusak dan menjadi cairan sesudah meninggal. Penyebabnya, tingginya kandungan lemak.

"Otak Heslington" itu diteliti tim Universitas Bradford, Inggris, sejak ditemukan tahun 2008. Sonia O'Connor, pimpinan peneliti, mengatakan, otak itu berasal dari tahun 673-482 sebelum Masehi, milik pria berusia 26-45 tahun yang mati digantung atau dipenggal kepalanya.

Tak ada tanda pengawetan seperti pada mumi. Diperkirakan, otak itu segera dikubur dalam tanah basah setelah kematian. Tanah basah membuat oksigen tak bisa masuk sehingga menghindari pembusukan. Kemungkinan lain, pemilik otak punya penyakit tertentu atau ada perubahan fisiologis tubuh yang memengaruhi otak, misalnya kelaparan sebelum mati nya.


http://sains.kompas.com/read/2011/04/01/19052551/Terkubur.2.500.Tahun.Otak.Masih.Utuh
Baca selengkapnya » 0 komentar

Kamis, 07 April 2011

Baca selengkapnya » 0 komentar

Rahma's Blog :) .